Ajaran Dharma adalah kesempurnaan hidup
“Adanya Dharma diinspirasikan Dari-Nya”
Dharma adalah ajaran berbudhi pekerti luhur. Dharma merupakan prinsip-prinsip dari kebajikan, kesejatian, kemurnian dan semuanya adalah kesatuan. Tentang ajarannya yang diilhami dari Sifat-sifat-Nya yang Mutlak.
Dharma Membuka Semua Rahasia Hidup Kita
“Tiada ditutupi kebenaran itu Oleh-Nya”
Ketika kita memutuskan untuk mempelajari Dharma, maka kita dipersiapkan untuk menjadi pengembara di Jalan-Nya menuju puncak Keberadaan-Nya. Segala sesuatu yang nampak tidak berkenan dengan kemuliaan sanubari akan segera disingkirkan dan menggantinya dengan hal-hal yang lebih berguna.
Dengan Dharma Segala Sesuatu Bisa Berubah
“Anugerah-Nya adalah harapan kita”
Apakah kita dialiri dengan impian hidup yang membahagiakan?
Begitulah kita yang selalu berharap menempatkan segala keinginan yang kita cita-citakan disetiap langkah. Dengan Dharma yang kita pelihara dan tumbuh-kembangkan senantiasa. Kita bisa mempercayai sepenuh hati bahwa dengan kedisiplinan pada Dharma, kita akan memahami kebiasaan kurang baik dalam diri yang disembunyikan sudah tak dapat kita pertahankan lagi. Segala sesuatu yang sangat tak menyenangkan, mengurangi kenyamanan dan meniadakan kebahagiaan adalah ketidakberhasilan kita menangani keseimbangan lahir bathin yang ingin kita capai.
Maka seharusnya bila saja kehidupan kita yang lebih banyak menikmati pengorbanan dari semua peristiwa yang kita alami, justru dengan keteguhan pada ajaran Dharma, kita semakin ditantang untuk menghidupkan ketegasan gambaran nasib apa yang hendak kita capai kelak. Rasakanlah sejelas-jelasnya gambaran nasib yang kita harapkan menjadi impian yang membumi. Kenali lagi dengan sesadar-sadarnya agar dapat memicu ketegasan kita bertindak hingga semakin mendekati tujuan itu. Hidupkan impian kita pada kehidupan yang membahagiakan, pekerjaan dan prestasi kita bahkan kehidupan sosial kita, bisa berbagi dengan orang-orang yang kita cintai.
Biarkan mimpi, gagasan maupun ide yang lebih berani lagi sepanjang itu adalah kebaikan menurut Dharma, dilakukan mengalir dikhayalan kita. Karena ini semua adalah keinginan yang muncul dari harapan kita mencapai kehidupan duniawi yang membahagiakan dan menghadapi kematian dengan kerelaan.
Sungguh kita akan kagum sekaligus haru, saat kita menyadarinya begitu banyak pengalaman hidup dalam kesulitan, penderitaan juga kekecewaan berkepanjangan terus menerus membebani kita bertahun-tahun lamanya. Disamping rasa ketidakpastian, enggan lagi mendengar kata-kata motivasi yang hanya diwacanakan tetapi sulit dilakukan, karena rasa pesimis bagai asap dari kayu yang kita bakar menutupi semua mata pikiran kita.
Jadi ajaran Dharma agar jangan dipahami sebagai penyerahan diri tanpa keinginan dan membiarkan proses hidup kita menjadi pasif, seakan menempatkan semua harapan nasib dan takdir pada jalan kebajikan yang dikira selalu monoton, tidak inspiratif, kuno dan terikat.
Bila kita menyakini bahwa dengan keteguhan menjalankan Dharma pada setiap kaki ini melangkah, nyatanya akan banyak pencapaian nasib baik dari yang tidak kita sangka-sangka, bahwa perjalanan hidup kita menjadi anugerah yang ajaib.
Kekuatan diri juga keteguhan pada Jalan-Nya adalah yang menentukan nasib dan takdir kita, menjalani karma bukan lagi dengan menyerah atau masa bodoh, tetapi melaluinya dengan kekuatan pribadi yang diilhami Dharma sebagai tantangan untuk tidak larut dalam penderitaan karma dan selalu ada inspirasi untuk memperbaikinya.
Dharma Dapat Memecah Karma
“Kekuasaan-Nya menghendaki Kehendak-Nya ”
Kekuatan Dharma adalah keyakinan dan keteguhan kita pada kehendak-Nya. Ia terus berjalan tanpa harus terhenti karena ketakutan yang tak berimbang, kekalahan dari kegagalan, keputusasaan apalagi penyerahan tanpa solusi.
Dharma begitu mengikat erat pada kita yang sudah menyerahkan diri pada-Nya. Sehingga Hyang Widhi pun tak berkenan kita meninggalkannya. Selalu saja ada penghalang bagi kita untuk berbuat yang tidak baik. Maka Dharma dapat memecah cermin-cermin karma yang membias pada diri kita, sehingga kita tak dapat lagi merasakan beban hidup berkepanjangan mengikuti panjangnya cermin. Dengan pecahnya karma maka kita diberikan kesempatan yang lebih baik untuk menaiki anak-anak tangga spiritual kita, tanpa harus berlama-lama dalam karma.
Kita telah mengikuti nasib yang diinginkan kita sendiri dan dapat selaras dengan alam yang bersahabat dengan karma kita (kemudahan Dari-Nya dalam menjalani karma dan kemurahan Hati-Nya melaluinya dengan tanpa harus berlama-lama hidup dalam keterikatan karma masa lalu. Adanya sebuah perubahan dan perbaikan).
Salam Dharma...!
Arsip Blog
-
▼
2011
(52)
-
▼
Desember
(26)
- Dharmasastra
- Rindukan Sosok Danghyang Nirartha Dijaman Sekarang
- Misteri Ajaran Padmasana Danghyang Nirartha
- Dharma Melepas Ikatan Kesulitan Hidup
- Tawur Agung Ekadasa Rudra 1963
- Tawur Agung Pancawalikrama 2009
- Candi Sukuh-Karanganyar
- Candi Cetho-Karanganyar
- Banyaknya Nama Tuhan
- Lawanlah Keangkuhanmu
- Menerima Apapun Pemberian-Nya
- Anugerah Sebuah Kejujuran
- Kebersamaan
- Kebahagiaan Berawal Dari Kejujuran
- Mohon Karunia Cinta Dalam Dharma
- Doa Mohon Perbaikan Karma
- Aksara OM - Memuja Brahman
- Mantram Dewa Wisnu
- Pemujaan Pura Banua Kawan - Besakih
- Awali Tahun Baru Dengan Trikaya Parisudha
- Doa Kepada Ibu Pertiwi
- Memotong Kebiasaan Tak Berguna
- Perayaan Hari Saraswati
- Karunia Alam Gunung Agung
- Halangan Hidup Dalam Diri Sendiri
- Tuntunan Memulai Berdoa
-
▼
Desember
(26)