Hyang Widhi,
Begitu fajar dihari ini tiba dan tirai malam turun
Hamba akan haturkan sembah Pada-Mu
Semoga mulai hari ini dan esok Beraktifitas lagi
Dengan semangat keyakinan lebih kuat lagi
Memberikan kebaikan dan kebahagiaan
Pada diri sendiri
Juga kedua orangtua
Dan semua yang hamba cintai
Hamba menyadari kesalahan dan kesenangan masa lalu
Menjadikan kehilangan banyak keyakinan Pada-MU
Yang sepantasnya tidak hamba lakukan lagi
Semoga kesaksian alam sekitarnya atas doaku
Tidak lagi membiarkan memanjakan hamba
Dalam ketidakmampuan menatap masa depan
Dengan ketauladanan Dari-MU.
Hyang Widhi,
Berikanlah kesempatan terbaik
Untuk melakukan kebaikan yg bermanfaat
Bagi hamba dan keluarga
OM Awighnamastu Namo Siddham..
22 Agu 2011
21 Agu 2011
Doa Mohon Ketentraman Hati
Hyang Widhi,
Doa hamba hari ini
Lepaskanlah hamba dari perasaan tidak tentram
Ajari lagi dan bimbinglah hamba
Bersama-MU tak ada sesuatupun yang tak mungkin
Begitu pula di hari-hari yang harus hamba lalui dan selesaikan
Semoga dihari ini hamba dapat terus menemui segala kemudahan dari-MU
Genggamkanlah tangan perlindungan-MU pada hamba
Agar dapat mampu menerima sgala tanggung jawab
Bagi orang yg hamba cintai, ayah ibu, sanak keluarga, suami istri dan anak-anak hamba
Hamba mohonkan maaf dari segala kesalahan dan ketidaktahuan mereka
Semoga hamba dapat menggantinya dengan kesadaran
Yang menjadikan pencerahan dalam diri hamba
Dan memberikan kedermawanan pada keluarga hamba
OM Awighnamastu Namo Sidham.
-Indraprabudjati-
Doa hamba hari ini
Lepaskanlah hamba dari perasaan tidak tentram
Ajari lagi dan bimbinglah hamba
Bersama-MU tak ada sesuatupun yang tak mungkin
Begitu pula di hari-hari yang harus hamba lalui dan selesaikan
Semoga dihari ini hamba dapat terus menemui segala kemudahan dari-MU
Genggamkanlah tangan perlindungan-MU pada hamba
Agar dapat mampu menerima sgala tanggung jawab
Bagi orang yg hamba cintai, ayah ibu, sanak keluarga, suami istri dan anak-anak hamba
Hamba mohonkan maaf dari segala kesalahan dan ketidaktahuan mereka
Semoga hamba dapat menggantinya dengan kesadaran
Yang menjadikan pencerahan dalam diri hamba
Dan memberikan kedermawanan pada keluarga hamba
OM Awighnamastu Namo Sidham.
-Indraprabudjati-
19 Agu 2011
Paduka Bhatara Siwa
18 Agu 2011
Negeri Bebas (dibebaskan) Korupsi
7 DOSA KORUPSI
Sahabat sedharma,
Jangan cemarkan kejujuranmu dengan korupsi.
Dosanya terlalu banyak!
(1)Berkhianat kejujuran dihadapan Tuhan
(2)Mencuri bukan haknya
(3)Menjadi kerugian orang banyak
(4)Selalu berbohong agar tak diketahui
(5) Memberi rejeki keluarga dgn hasil curian
(6) Beramal dgn curian tanda tak malu dihadapan Tuhan
(7) Memberi salah asuh pada anak-cucu.
Inilah tujuh dosa terus-menerus yg diperbuat dari korupsi. (IP)
------------------------------------------------------------------
BERDHARMA : BERHITUNG UNTUNG-RUGI
Ketidaksanggupan kita berbuat Dharma adalah penyebab itu
Kerapkali kita membiarkan dgn segala yg kita logikakan
Kerapkali menunda, seolah berhitung untung-rugi
Beginilah jadinya, seolah berkata kebaikan memang mudah
Tetapi rasanya sulit dilakukan
Tetapi bila tidak dilakukan juga
Bagaimana kita memudahkannya?
Nampaknya lebih mudah korupsi
Biar cepat dapat untung
Soal dakwaan korupsi
Koruptor sudah iuran garansi
Itu bisa kolusi katanya!(IP)
17 Agu 2011
Sambut Agustusan
NEGERI YANG MENANGIS
Ada apa dibalik kecemasan negeri
Wajahnya diinjak berkali-kali
Tubuhnya diduduki begitu saja
Seperti jual beli segala cara
Tanpa hak tanpa pasal tanpa malu
Sengsaralah pemuda bila maumu diam
Bangkitlah pemuda bila tekadmu harus (IP)
NEGERI YANG BINGUNG
Jikalau surya menghilang
Pagi tak dapat ditemui
Bangun pagipun bingung
Masih malam atau memang malam
Tak berbeda itulah negeri yg bingung
Tiada sinar yang membangkitkan diri
Baiknya bangkitkan diri sebelum terjadi (IP)
TUNTASKAN!
Sobat Indonesiaku!
Dengan penuh doa dan harapan
Semoga tiada halangan
Bagi reformasi hati nurani
Mengembalikan semua harapan digenggaman
Tuntaskan perjuangan yang terus ditunda-tunda
Karena keserakahan (IP)
Indonesia Kini: Saatnya Pembersihan Karma
Inilah waktunya segala sesuatu yang menjadi adharma harus segera bergulir digantikan yang dharma. Sebagai negeri yang menginjak dewasa, ia menjadi sadar akan tantangan penguni negerinya. Roda takdir tidak selalu memberi apa yang kita inginkan, namun lebih menunjukkan pada sesuatu yang diperlukan untuk memajukan diri. Terkadang roda takdir bergulir di puncak kejayaan dan dilain waktu mendorong kita terhempas dan tergilas dibawah roda.
Penghuni negeri ini telah mengadili peristiwa-peristiwa tanpa terlebih dahulu memahami persoalannya. Kini penghuni negeri ini justru semakin jauh mengembangkan bahwa setiap suatu keyakinan yang berbeda adalah ancaman dan penyebab tantangan. Negeri yang dibangun dengan embel-embel kebhinekaan secara fisik dan emosi sudah menjadi bekal pertumbuhannya, namun pada gilirannya penghuni negeri ini terlampau jauh meninggalkan ruangan itu.
Emosi penghuni negeri ini sebentar bergolak, lalu sebentar kemudian pulih melambaikan saputangan putih pada negeri ini. Jiwa raga penghuni negeri ini nyatanya mudah letih (sempoyongan) juga mudah sedih (cengeng) karena dikuasai keinginan berbagai cara yang membabi buta, mudah kegemukkan (korupsi) karena keserakahan, mudah kesemutan (anti kritik) karena keangkuhan dan mudah jatuh pingsan (minta kompromi bila ketahuan) karena ketidakjujuran.
Negeri ini mempunyai jalan keluar yang mengalir pada dirinya, namun dia bukan wadah kekuasaan itu, ruangan kekuasaan itu sudah terlalu lama ditinggalkan. Negeri ini yang mau beranjak dewasa menjadi semakin serba rumit untuk mempertahankan sebagaimana keberadaan sekarang ini. Ia terus berupaya memiliki keberanian untuk mencapai kemajuan meski bisa saja sebaliknya ia harus menerima untuk menghadapi perubahan yang datang dengan sangat tiba-tiba dan tak terduga. Nusantara atau Nusa dan Antara, Indonesia atau Indo dan Nesia, seperti Ceko dan Slovakia.
Semoga saja negeri ini mau selalu menerima pembersihan karma dengan meninggalkan semua yang pernah terjadi, itupun bila penghuni negeri secara perlahan mau kembali mundur keruangan semula yang ditinggalkan begitu saja. Menempuh kembali perjalanan kesadaran-kesadaran, duduk diam dan mendengarkan seksama suara hati ibu pertiwi negeri ini.
Semoga akan ada pengadilan akhir secepatnya dari ketidakpastian, setiap penghuni negeri ini harus memperhatikan panggilan ibu pertiwinya, menerima kenyataan bahwa segala sesuatu disemesta negeri ini saling berhubungan. Saatnya membuat suatu perubahan besar dinegeri ini. Semoga saja takdir negeri ini bisa menegaskan betapa pentingnya kita menyadarkan diri, mengendalikan diri juga mempertahankan yang sudah tersedia diruangan negeri ini.
Akhir kata, sahabat muda Hindu senusantara, saatnya kita tuntaskan perjuangan negeri ini dengan kibarkan tekadmu. Kepingan jiwa Arjuna Srikandi nyatanya sudah cukup menjadi bekalmu memimpin negeri ini, ke masa depan, jangan biarkan kesalahan masa lalu dan kini menjadi karma yang berlarut-larut. Pembersihan karma harus dimulai dari sekarang. Satria-satria muda Hndu senusantara harus sebanyak mungkin bisa tampil disegala bidang bahkan birokrat nasional. Dirgahayu negeri kita, Semoga!
Salam Dharma,
SHDN-Indra Prabudjati
15 Agu 2011
Ajaran Merubah Kehidupan Menjadi Lebih Baik
Sahabat sedharma,
Bila saja sepekan ini hidup terasa tiada perubahan, baiknya selalu menilai diri ini dengan positif dan bukan sebaliknya memandang negatif.
Kita pelajari lagi dengan melepas kebiasaan lama dan mencipta kebiasaan baru yang lebih baik lagi. Ajari lagi diri sendiri dgn kematangan seorang dewasa, membuang keyakinan lama akan cara pandang yg mungkin angkuh, memaksa, terlalu pesimis atau slalu diliputi ketidakpercayaan.
Sadarilah, setiap orang harus melewati kesakitan dan penderitaan utk menerimanya sebagai suatu pengalaman berharga bagi pertumbuhan jiwanya dan kedewasaannya sendiri.
Masihkah sahabat sedharma akan menyerah dan seolah selesai sampai disini atau bersemangat untuk melewatinya dan menemukan harapan-harapan baru?
Sahabat sedharma senusantara,
Baiknya hidup dengan sikap sederhana, yang demikian akan mawas juga lebih bijak lagi
Agar dapat menghayati kenyataan hidup lebih mantap melangkah masa depan. Jadikan wujud bhakti pada dharma. Takkan pernah ragu dan banyak salah.
Semoga tiada halangan atas karunia-Nya. Bagimu, orang tua dan siapapun yg kita cintai
OM Awighnamastu..Salam Dharma! (IP)
Bila saja sepekan ini hidup terasa tiada perubahan, baiknya selalu menilai diri ini dengan positif dan bukan sebaliknya memandang negatif.
Kita pelajari lagi dengan melepas kebiasaan lama dan mencipta kebiasaan baru yang lebih baik lagi. Ajari lagi diri sendiri dgn kematangan seorang dewasa, membuang keyakinan lama akan cara pandang yg mungkin angkuh, memaksa, terlalu pesimis atau slalu diliputi ketidakpercayaan.
Sadarilah, setiap orang harus melewati kesakitan dan penderitaan utk menerimanya sebagai suatu pengalaman berharga bagi pertumbuhan jiwanya dan kedewasaannya sendiri.
Masihkah sahabat sedharma akan menyerah dan seolah selesai sampai disini atau bersemangat untuk melewatinya dan menemukan harapan-harapan baru?
Sahabat sedharma senusantara,
Baiknya hidup dengan sikap sederhana, yang demikian akan mawas juga lebih bijak lagi
Agar dapat menghayati kenyataan hidup lebih mantap melangkah masa depan. Jadikan wujud bhakti pada dharma. Takkan pernah ragu dan banyak salah.
Semoga tiada halangan atas karunia-Nya. Bagimu, orang tua dan siapapun yg kita cintai
OM Awighnamastu..Salam Dharma! (IP)
12 Agu 2011
Doa Bagi Yang Pergi Merantau
Sahabat muda Hindu senusantara
Mari kita panjatkan doa
Untuk semua yang kita cintai
Yang sedang merantau
"Hyang Widhi
Semoga kami selalu dalam kebersamaan
Mendapat anugerah Maha Dewata
Tiada halangan juga tiada kesedihan
Diberikan rejeki atas pemberian-Mu
Dianugerahi keselamatan dan keberhasilan
Pergi dan pulang selalu dalam lindungan-Nya
OM shanti shanti shanti OM"
Mari kita panjatkan doa
Untuk semua yang kita cintai
Yang sedang merantau
"Hyang Widhi
Semoga kami selalu dalam kebersamaan
Mendapat anugerah Maha Dewata
Tiada halangan juga tiada kesedihan
Diberikan rejeki atas pemberian-Mu
Dianugerahi keselamatan dan keberhasilan
Pergi dan pulang selalu dalam lindungan-Nya
OM shanti shanti shanti OM"
11 Agu 2011
Doa Mohon Kekuatan
Hyang Widhi,
Terima kasih atas anugerah-MU pada hamba juga orang-orang yang hamba cintai
Dan semua yang menjadi tanggung jawab hamba
Semoga hamba slalu ingat akan sgala kebaikan-MU
Maafkan hamba yang hanya baru mengingat-MU
Dikala dalam kesulitan dan perasaan tidak bahagia
Harapan hamba smoga dapat terus dekat dengan-MU
Lebih dekat dan lebih dekat lagi
Hyang Widhi ajari dan bimbinglah hamba..
OM Awighnamastu.
--------------------------------------------
Sahabat sedharma,
Mungkin saja harapan kita hari ini terasa menjadi beban pikiran dan hati. Begitu banyak yang ingin kita capai, begitu pula banyak halangan yang harus dilalui.
Marilah terus menegaskan diri untuk tetap berpegangan pada Hyang Widhi, kita memerlukan tambahan kekuatan Dari-Nya, agar dapat berjalan dengan perasaan bebas dari beban dan semoga tiada halangan atas Karunia-Nya.
Salam Dharma!
Terima kasih atas anugerah-MU pada hamba juga orang-orang yang hamba cintai
Dan semua yang menjadi tanggung jawab hamba
Semoga hamba slalu ingat akan sgala kebaikan-MU
Maafkan hamba yang hanya baru mengingat-MU
Dikala dalam kesulitan dan perasaan tidak bahagia
Harapan hamba smoga dapat terus dekat dengan-MU
Lebih dekat dan lebih dekat lagi
Hyang Widhi ajari dan bimbinglah hamba..
OM Awighnamastu.
--------------------------------------------
Sahabat sedharma,
Mungkin saja harapan kita hari ini terasa menjadi beban pikiran dan hati. Begitu banyak yang ingin kita capai, begitu pula banyak halangan yang harus dilalui.
Marilah terus menegaskan diri untuk tetap berpegangan pada Hyang Widhi, kita memerlukan tambahan kekuatan Dari-Nya, agar dapat berjalan dengan perasaan bebas dari beban dan semoga tiada halangan atas Karunia-Nya.
Salam Dharma!
10 Agu 2011
9 Agu 2011
Pertemuan Mpu Baradah dengan Mpu Kuturan
(Menyambut Piodalan Pr. Silayukti Buda Kliwon Pahang Sasih Karo)
Berangkatlah Mpu Baradah menuju Balidwipa
Berjumpalah dirinya dengan sang pendeta yg teramat teguh hatinya
Di pertapaan Silakyuti, senyap hanya suara ombak yang tak pernah diam
Dijemputlah sang adik seperguruan, yang teramat lelah dalam perjalanannya
Mpu Kuturan, sang kakak nan bijaksana memeluk sang adik yang bersahaja
Keduanya duduk berhadapan disuguhi keladi kukus dan teh jahe merah
Sungguh pertemuan yang mengharukan juga membahagiakan hati
Tak sabar Mpu Kuturan ingin mendengar keadaan di Jawadwipa
Tempat yang ditinggalkannya, mungkin selamanya tak akan pernah kembali
Hati tak dapat menahan diri, ingin mendengar kabar disana
Mpu Baradah pun bercerita diselangi tawa canda, menyenangkan hati sang kakak yang tengah direndam rindu. Setelah usai, mulailah bercakap tentang upacara dan upakara
Saling bertukar ilmu, mencerahkan diri tanpa ada perdebatan, sungguh keduanya bersahaja dan tinggi sastra. Mpu Kuturan berkenan padanya menggelar berbagai perkakas upakara yang sedang dibuat, sungguh takjub Mpu Baradah.
Setengah bulan berjalan di padang silayukti.Tibalah waktunya Mpu Baradah menyampaikan amanat. Amanat Prabhu Airlangga yang hendak mangkat dan meminta nasehat tahta bagi kedua puteranya.
"Sungguh suram rasa hatiku karena membawa beban berat ini kakanda Kuturan" Terhentaklah Mpu Kuturan sambil meletakkan kembali sirih gambir jambe yang hendak dikinang.
"Andaikata baginda hamba meminta hak sebagai putra pertama Uddayana dan menggantikannya sebagai rabhiseka prabhu di Bali, lalu diberikan kepada salah satu puteranya disana"
"Baginda hamba teramatlah risau, puteri mahkota, sang Sri Sanggrama Wijaya tak gubris memangku hakwarisnya, lebih menyukai biksuni daripada seorang ratu. Sedangkan kedua puteranya, sang Samarawijaya dan sang Garasakan pastilah akan saling berebut"
"Maka hendaklah Baginda hamba memohon agar diberikan satu di Jawa dan satu di Bali. Begitulah amanat yang hendak hamba sampaikan, semoga berkenan, tiadalah maksud hamba menyinggung perasaan, hamba ikut menanggung rana Baginda yang akan turun tahta"
Lalu terdiamlah Mpu Baradah menunggu jawaban Mpu Kuturan yang tengah menarik napas panjangnya
"Ingsun kira tidaklah bijaksana, sebab wus titah bathara Balidwipa diperintah Prabu Marakata Uddayana dan sudah ada raja penggantinya kelak. Ingatlah, bahwa kedua putera utama Maharaja Uddayana sudah sama-sama memerintah di Jawa dan di Bali, tak baik bila kelak menimbulkan perang saudara" begitulah jawabannya
Mendengar ucapan bijak Mpu Kuturan, terhentilah percakapan wasiat disitu
Tak santun bila dilanjutkan, dan beranjaklah dirinya mohon pamit diesok pagi kembali ke Jawadwipa.
Lalu terhempaslah sang angin membawa harum bunga kemuning. Meski tetaplah tidak mampu hilangkan rasa risau kedua pandita besar dijamannya. Yang pernah bersama dalam satu perguruan bagai kakak dan adik kandung. Karena hanyalah kakak adik seperguruan dibukit pertapaan Lmahtulis. Berpisahlah Mpu Baradah dipertapaan Silayukti, kembali menghadap Baginda Airlangga di Dhanapura.
Diakhir cerita haru dari amanat yang tak bisa dilaksanakan oleh kedua Mpu raja dijawa dan Bali, Sang Samarawijaya memangku tahta di Panjalu Khadiri, istananya di Dhanapura
Sedangkan, Sang Garasakan memangku tahta di Jenggala Keling, istananya di Surapura
Lalu diBalidwipa, Sang Anak Wungsu menggantikan Sang Marakata, tak ubahnya laksana mendiang Ibunda Ratu Mahendradatta Gunapriya Dharmapatni, selalu sujud bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi dan para dewata.
Om sidirastu ya namah Om am Om ya namah Siwaya ya namah Budayo
SHDN-IP
Berangkatlah Mpu Baradah menuju Balidwipa
Berjumpalah dirinya dengan sang pendeta yg teramat teguh hatinya
Di pertapaan Silakyuti, senyap hanya suara ombak yang tak pernah diam
Dijemputlah sang adik seperguruan, yang teramat lelah dalam perjalanannya
Mpu Kuturan, sang kakak nan bijaksana memeluk sang adik yang bersahaja
Keduanya duduk berhadapan disuguhi keladi kukus dan teh jahe merah
Sungguh pertemuan yang mengharukan juga membahagiakan hati
Tak sabar Mpu Kuturan ingin mendengar keadaan di Jawadwipa
Tempat yang ditinggalkannya, mungkin selamanya tak akan pernah kembali
Hati tak dapat menahan diri, ingin mendengar kabar disana
Mpu Baradah pun bercerita diselangi tawa canda, menyenangkan hati sang kakak yang tengah direndam rindu. Setelah usai, mulailah bercakap tentang upacara dan upakara
Saling bertukar ilmu, mencerahkan diri tanpa ada perdebatan, sungguh keduanya bersahaja dan tinggi sastra. Mpu Kuturan berkenan padanya menggelar berbagai perkakas upakara yang sedang dibuat, sungguh takjub Mpu Baradah.
Setengah bulan berjalan di padang silayukti.Tibalah waktunya Mpu Baradah menyampaikan amanat. Amanat Prabhu Airlangga yang hendak mangkat dan meminta nasehat tahta bagi kedua puteranya.
"Sungguh suram rasa hatiku karena membawa beban berat ini kakanda Kuturan" Terhentaklah Mpu Kuturan sambil meletakkan kembali sirih gambir jambe yang hendak dikinang.
"Andaikata baginda hamba meminta hak sebagai putra pertama Uddayana dan menggantikannya sebagai rabhiseka prabhu di Bali, lalu diberikan kepada salah satu puteranya disana"
"Baginda hamba teramatlah risau, puteri mahkota, sang Sri Sanggrama Wijaya tak gubris memangku hakwarisnya, lebih menyukai biksuni daripada seorang ratu. Sedangkan kedua puteranya, sang Samarawijaya dan sang Garasakan pastilah akan saling berebut"
"Maka hendaklah Baginda hamba memohon agar diberikan satu di Jawa dan satu di Bali. Begitulah amanat yang hendak hamba sampaikan, semoga berkenan, tiadalah maksud hamba menyinggung perasaan, hamba ikut menanggung rana Baginda yang akan turun tahta"
Lalu terdiamlah Mpu Baradah menunggu jawaban Mpu Kuturan yang tengah menarik napas panjangnya
"Ingsun kira tidaklah bijaksana, sebab wus titah bathara Balidwipa diperintah Prabu Marakata Uddayana dan sudah ada raja penggantinya kelak. Ingatlah, bahwa kedua putera utama Maharaja Uddayana sudah sama-sama memerintah di Jawa dan di Bali, tak baik bila kelak menimbulkan perang saudara" begitulah jawabannya
Mendengar ucapan bijak Mpu Kuturan, terhentilah percakapan wasiat disitu
Tak santun bila dilanjutkan, dan beranjaklah dirinya mohon pamit diesok pagi kembali ke Jawadwipa.
Lalu terhempaslah sang angin membawa harum bunga kemuning. Meski tetaplah tidak mampu hilangkan rasa risau kedua pandita besar dijamannya. Yang pernah bersama dalam satu perguruan bagai kakak dan adik kandung. Karena hanyalah kakak adik seperguruan dibukit pertapaan Lmahtulis. Berpisahlah Mpu Baradah dipertapaan Silayukti, kembali menghadap Baginda Airlangga di Dhanapura.
Diakhir cerita haru dari amanat yang tak bisa dilaksanakan oleh kedua Mpu raja dijawa dan Bali, Sang Samarawijaya memangku tahta di Panjalu Khadiri, istananya di Dhanapura
Sedangkan, Sang Garasakan memangku tahta di Jenggala Keling, istananya di Surapura
Lalu diBalidwipa, Sang Anak Wungsu menggantikan Sang Marakata, tak ubahnya laksana mendiang Ibunda Ratu Mahendradatta Gunapriya Dharmapatni, selalu sujud bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi dan para dewata.
Om sidirastu ya namah Om am Om ya namah Siwaya ya namah Budayo
SHDN-IP
7 Agu 2011
Doa Mohon Bimbingan
Hyang Widhi,
Ajari hamba meredam rasa kesendirian
Temani hamba agar tak lagi slalu bersusah payah diri
Dari setiap persoalan hidup dikesendirian
Sehingga hamba bisa lebih lapang dada
Memikul semua tanggung jawab ini dengan keyakinan atas Nama-MU
Maafkan hamba dari tindakan yg menyalahkan orang lain
Dan maafkan orang lain yg terus menyalahkan hamba
Hamba menyadari adanya karma dan dharma
Keberhasilan hidup yang seadil-adilnya adalah menurut Kuasa-MU
Juga kebahagiaan yang dpt hamba raih
Hanyalah datang menurut Karunia-MU
Dihari ini hamba serahkan semua
Yang hamba jalankan menurut Penilaian-MU
Dan menerima semuanya menurut Pemberian-MU
OM Awighanamastu..
Ajari hamba meredam rasa kesendirian
Temani hamba agar tak lagi slalu bersusah payah diri
Dari setiap persoalan hidup dikesendirian
Sehingga hamba bisa lebih lapang dada
Memikul semua tanggung jawab ini dengan keyakinan atas Nama-MU
Maafkan hamba dari tindakan yg menyalahkan orang lain
Dan maafkan orang lain yg terus menyalahkan hamba
Hamba menyadari adanya karma dan dharma
Keberhasilan hidup yang seadil-adilnya adalah menurut Kuasa-MU
Juga kebahagiaan yang dpt hamba raih
Hanyalah datang menurut Karunia-MU
Dihari ini hamba serahkan semua
Yang hamba jalankan menurut Penilaian-MU
Dan menerima semuanya menurut Pemberian-MU
OM Awighanamastu..
1 Agu 2011
Nasihat Hindu terhadap pernikahan beda agama
Apakah dibenarkan meninggalkan Hindu:
Agama apapun tentu saja tidak menyarankan kita berpindah agama. Dan kamu akan dihadapkan pada tarik-menarik untuk pindah atau dia yang pindah.
Sedangkan aku harus menikah dan berpindah agama:
Orang tua siapapun tidak berharap kamu berpindah meski dengan alasan menikah sekalipun. Orang-tua siapapun tidak siap lahir bathin untuk itu, pasti akan menuai hubungan tidak harmonis dgn orang tuamu. Jadi perlu dipikirkan lagi, mana yg kamu utamakan, bhakti pada orang tuamu atau bhakti pada dirimu sendiri dgn mengorbankan kepedulian dan harapan orang tuamu. Apalagi soal cinta yng belum kamu tahu pasti, manis sekarang bisa pahit dikemudian. Sdngkan cinta kedua orangtuamu nyata ada sepanjang hidupmu.
Apa yang harus saya lakukan bila orang tua saya tetap menolak:
Pertama, urungkan niat itu dulu, bicara dgn kekasihmu, apakah ia mau berpindah agama demi bhakti pada kedua orang tuamu. BIla tidak, urungkan saja atau sampai apakah hubungan itu pantas untuk dilanjutkan.
Kedua, Jangan melakukan pernikahan tanpa restu kedua orang tuamu apalagi menikah dibawah tangan, atau bahkan hamil diluar nikah agar direstui, akan banyak persoalan besar tiada henti dikemudian hari.
Jatuh bangun dalam masa-masa keluarga nanti akan terus menimpa kamu.
Tetapi kami sudah sangat saling mencintai:
Meski saling mencintai, namun belum direstui, maka pertimbangannya adalah kamu berdua dihadapkan oleh Tuhan untuk memahami agama yang berbeda, bila masih ada kemarahan dalam sikap perbedaan itu, maka itulah yg tidak dikehendaki kedua orang tuamu. Karena boleh jadi kamu hanya kasmaran dimabuk cinta saja, niscaya pernikahannya hanyalah seumur jagung.
Berdosakah kedua orang tua saya bila saya berpindah agama
Maka terlepaslah kewajiban orang tua dalam kewajiban agama bagi anak-anaknya yg sudah dewasa.
Hyang Widhi Maha Tahu, tidak akan memberatkan kedua orang tuanya atas apa yang telah diputuskan anaknya. Sekali lagi orang tua siapapun meski bertanda setuju, tetapi hatinya masih tak bisa tenang.
Kalau begitu berdosakah saya dan orang tua saya:
Tentu saja, rasa berdosa itu akan terus membawa kamu kedalam suasana yang mengganggu ketentraman hatimu juga kedua orang-tuamu, meskipun direlakan juga dituluskan. Karena dharma bagi Hindu bukan soal agamanya saja, tetapi esensi ajaran dharma dalam tradisi, budaya dan budi pekerti yg diwariskan kedua orang tua nampaknya terputus talinya.
Berarti saya harus relakan hubungan ini demi orang tua dan agama saya:
Benar, jangan pernah ragu bila tersadarkan pendapat ini. Kamu harus kenali cintamu, bisa jadi hanya dimabuk kasamaran, meski selama itu indah, disaat berumah tangga belum tentu indah. Yang wanita akan terus tersiksa hatinya, yang pria akan semakin hilang percaya dirinya. Dan anak-anakmu lahir dalam kebimbangan.
Pahami makna cinta sesungguhnya, cinta bukan soal suka sama suka, juga cerita tentang dashyatnya cinta, tapi cinta adlh jalan utk mencapai dharma. Tanpa dharma, waspadalah cinta itu menyesatkan kamu.
Agama apapun tentu saja tidak menyarankan kita berpindah agama. Dan kamu akan dihadapkan pada tarik-menarik untuk pindah atau dia yang pindah.
Sedangkan aku harus menikah dan berpindah agama:
Orang tua siapapun tidak berharap kamu berpindah meski dengan alasan menikah sekalipun. Orang-tua siapapun tidak siap lahir bathin untuk itu, pasti akan menuai hubungan tidak harmonis dgn orang tuamu. Jadi perlu dipikirkan lagi, mana yg kamu utamakan, bhakti pada orang tuamu atau bhakti pada dirimu sendiri dgn mengorbankan kepedulian dan harapan orang tuamu. Apalagi soal cinta yng belum kamu tahu pasti, manis sekarang bisa pahit dikemudian. Sdngkan cinta kedua orangtuamu nyata ada sepanjang hidupmu.
Apa yang harus saya lakukan bila orang tua saya tetap menolak:
Pertama, urungkan niat itu dulu, bicara dgn kekasihmu, apakah ia mau berpindah agama demi bhakti pada kedua orang tuamu. BIla tidak, urungkan saja atau sampai apakah hubungan itu pantas untuk dilanjutkan.
Kedua, Jangan melakukan pernikahan tanpa restu kedua orang tuamu apalagi menikah dibawah tangan, atau bahkan hamil diluar nikah agar direstui, akan banyak persoalan besar tiada henti dikemudian hari.
Jatuh bangun dalam masa-masa keluarga nanti akan terus menimpa kamu.
Tetapi kami sudah sangat saling mencintai:
Meski saling mencintai, namun belum direstui, maka pertimbangannya adalah kamu berdua dihadapkan oleh Tuhan untuk memahami agama yang berbeda, bila masih ada kemarahan dalam sikap perbedaan itu, maka itulah yg tidak dikehendaki kedua orang tuamu. Karena boleh jadi kamu hanya kasmaran dimabuk cinta saja, niscaya pernikahannya hanyalah seumur jagung.
Berdosakah kedua orang tua saya bila saya berpindah agama
Maka terlepaslah kewajiban orang tua dalam kewajiban agama bagi anak-anaknya yg sudah dewasa.
Hyang Widhi Maha Tahu, tidak akan memberatkan kedua orang tuanya atas apa yang telah diputuskan anaknya. Sekali lagi orang tua siapapun meski bertanda setuju, tetapi hatinya masih tak bisa tenang.
Kalau begitu berdosakah saya dan orang tua saya:
Tentu saja, rasa berdosa itu akan terus membawa kamu kedalam suasana yang mengganggu ketentraman hatimu juga kedua orang-tuamu, meskipun direlakan juga dituluskan. Karena dharma bagi Hindu bukan soal agamanya saja, tetapi esensi ajaran dharma dalam tradisi, budaya dan budi pekerti yg diwariskan kedua orang tua nampaknya terputus talinya.
Berarti saya harus relakan hubungan ini demi orang tua dan agama saya:
Benar, jangan pernah ragu bila tersadarkan pendapat ini. Kamu harus kenali cintamu, bisa jadi hanya dimabuk kasamaran, meski selama itu indah, disaat berumah tangga belum tentu indah. Yang wanita akan terus tersiksa hatinya, yang pria akan semakin hilang percaya dirinya. Dan anak-anakmu lahir dalam kebimbangan.
Pahami makna cinta sesungguhnya, cinta bukan soal suka sama suka, juga cerita tentang dashyatnya cinta, tapi cinta adlh jalan utk mencapai dharma. Tanpa dharma, waspadalah cinta itu menyesatkan kamu.
Bagi Yang Telah Menikah Beda Agama
Apakah aku telah berdosa karena pernikahan:
Bagi Hindu, soal dosa atau tidak adalah karma dari Dharma dan Adharma. Ajaran Hindu penuh kasih, tidak menghakimi umatnya apalagi membencinya, karena semua adalah tanggung jawabmu. Hindu mengajarkan hukum karma juga kelahiran kembali (reinkarnasi). Jadi apapun yg dilakukan umatnya sekarang adalah bagian dari itu semua. Jadi pilihan menikah beda agama adalah pilihan karmamu sendiri. Dharma harus tetap ada, beda agama bukan ajarannya yg diperdebatkan, tapi komitmen kamu terhadap Dharma yg membaur dgn agamamu sekarang.
Padahal kami sudah memiliki anak dan berbahagia:
Tentu saja prinsip Hindu adalah Dharma yg mengutamakan kebahagiaan, meski dijalan yang berbeda. Bagi Hindu bukan soal Hindunya, tapi ajaran dharma kamu pelihara dan tetap ada dikehidupan keluargamu sekarang.Bila kamu dan pasangan hidupmu juga anak-anakmu dalam kehidupan yang berbahagia, menandakan ada dharma dihatimu meski dalam bahasa yg berbeda. Jalankan dan pelihara terus, bisa saja inilah perjodohan yang nyata dari-Nya.
Meski aku sudah pindah agama ternyata problema perbedaan itu tetap ada:
Ya, itu sudah pasti. Kamu harus menyadari, bahwa inilah jalan yg sudah kamu ambil, akan banyak persoalan kecil yg mengganggu lubuk hatimu. Bersiaplah bila itu terasa menyakitkan dan menyengsarakan hatimu.
Dan yang bisa menyelesaikan hanyalah kamu berdua, belajarlah setiap hari untuk saling memahami, berbicara dgn dewasa dan bijaksana.
Lantas nasihat apa yg paling baik untuk meredam konflik ini:
Mengalah dan bersabar harus dari kedua-duanya, harus lahir bathin. Soal beda pendapat ttg ajaran agamamu dgn ajaran agama yg kamu anut sekarang, kembali pada kamu sendiri, jelas pengorbanan hati dalam sikap dan pendapat yg berbeda menjadi akibat dari semua itu, Dan nasihatnya adalah kerendahan hati, mau menunggu sabar utk memahami perbedaan dgn baik tanpa memaksa. Keutuhan keluarga harus tetap dijaga, saling koreksi diri, mau menerima lapang dada dan membuka diri dalam pemahaman yg berbeda adalah sarana membangun perbedaan menjadi kesatuan yang indah.
Jagalah semua perbedaan demi anak-anakmu:
Bagaimanapun anak-anak yang telah terlahir diantara kamu, maka mereka harus dibesarkan dengan suasana ketenangan bukan ketegangan. Anak-anakmu adalah anugerah yg diberikan untuk terus mempertahankan keutuhan keluarga, dan ini adalah tugas anugerah dari-Nya, dititipkan oleh-Nya agar kita tidak boleh terhenti atau membuat pernikahan itu menjadi sia-sia. Tentu saja, penderitaan anak-anak dari perceraian akan menjadi karma yg sangat tidak baik bagi kehidupan kita dan anak-anak akan datang.
Salam Dharma.
Bagi Hindu, soal dosa atau tidak adalah karma dari Dharma dan Adharma. Ajaran Hindu penuh kasih, tidak menghakimi umatnya apalagi membencinya, karena semua adalah tanggung jawabmu. Hindu mengajarkan hukum karma juga kelahiran kembali (reinkarnasi). Jadi apapun yg dilakukan umatnya sekarang adalah bagian dari itu semua. Jadi pilihan menikah beda agama adalah pilihan karmamu sendiri. Dharma harus tetap ada, beda agama bukan ajarannya yg diperdebatkan, tapi komitmen kamu terhadap Dharma yg membaur dgn agamamu sekarang.
Padahal kami sudah memiliki anak dan berbahagia:
Tentu saja prinsip Hindu adalah Dharma yg mengutamakan kebahagiaan, meski dijalan yang berbeda. Bagi Hindu bukan soal Hindunya, tapi ajaran dharma kamu pelihara dan tetap ada dikehidupan keluargamu sekarang.Bila kamu dan pasangan hidupmu juga anak-anakmu dalam kehidupan yang berbahagia, menandakan ada dharma dihatimu meski dalam bahasa yg berbeda. Jalankan dan pelihara terus, bisa saja inilah perjodohan yang nyata dari-Nya.
Meski aku sudah pindah agama ternyata problema perbedaan itu tetap ada:
Ya, itu sudah pasti. Kamu harus menyadari, bahwa inilah jalan yg sudah kamu ambil, akan banyak persoalan kecil yg mengganggu lubuk hatimu. Bersiaplah bila itu terasa menyakitkan dan menyengsarakan hatimu.
Dan yang bisa menyelesaikan hanyalah kamu berdua, belajarlah setiap hari untuk saling memahami, berbicara dgn dewasa dan bijaksana.
Lantas nasihat apa yg paling baik untuk meredam konflik ini:
Mengalah dan bersabar harus dari kedua-duanya, harus lahir bathin. Soal beda pendapat ttg ajaran agamamu dgn ajaran agama yg kamu anut sekarang, kembali pada kamu sendiri, jelas pengorbanan hati dalam sikap dan pendapat yg berbeda menjadi akibat dari semua itu, Dan nasihatnya adalah kerendahan hati, mau menunggu sabar utk memahami perbedaan dgn baik tanpa memaksa. Keutuhan keluarga harus tetap dijaga, saling koreksi diri, mau menerima lapang dada dan membuka diri dalam pemahaman yg berbeda adalah sarana membangun perbedaan menjadi kesatuan yang indah.
Jagalah semua perbedaan demi anak-anakmu:
Bagaimanapun anak-anak yang telah terlahir diantara kamu, maka mereka harus dibesarkan dengan suasana ketenangan bukan ketegangan. Anak-anakmu adalah anugerah yg diberikan untuk terus mempertahankan keutuhan keluarga, dan ini adalah tugas anugerah dari-Nya, dititipkan oleh-Nya agar kita tidak boleh terhenti atau membuat pernikahan itu menjadi sia-sia. Tentu saja, penderitaan anak-anak dari perceraian akan menjadi karma yg sangat tidak baik bagi kehidupan kita dan anak-anak akan datang.
Salam Dharma.
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(52)
-
▼
Agustus
(14)
- Doa Semoga Ada Kebaikan Dan Kebahagiaan
- Doa Mohon Ketentraman Hati
- Paduka Bhatara Siwa
- Negeri Bebas (dibebaskan) Korupsi
- Sambut Agustusan
- Indonesia Kini: Saatnya Pembersihan Karma
- Ajaran Merubah Kehidupan Menjadi Lebih Baik
- Doa Bagi Yang Pergi Merantau
- Doa Mohon Kekuatan
- Doa Untuk Kesejahteraan Bumi
- Pertemuan Mpu Baradah dengan Mpu Kuturan
- Doa Mohon Bimbingan
- Nasihat Hindu terhadap pernikahan beda agama
- Bagi Yang Telah Menikah Beda Agama
-
▼
Agustus
(14)